Sewaktu pulang sekolah tadi, saya dan Iffa berbincang-bincang di angkot. Perbincangan kami menyangkut soal 'liburan'. Kami berdua masih bingung apa kami ingin ikut atau tidak. Ya, kurang lebih saya, Andini, dan Iffa setiap hari pasti mendiskusikan soal ini. Karena sepertinya hanya kami bertiga yang masih bimbang (ga tau sih yang lain mah, tapi kebanyakan fix iya, dan sebagian kecil kira-kira 0,0001% fix tidak). Dan kami termasuk bagian pertengahan. Sebenarnya beberapa yang lain juga masih bimbang, namun nampaknya mereka lebih condong akan 'ikut liburan'. Sebenarnya, kita juga ga terlalu optimis, dan kepikiran juga buat ikut 'liburan', tapi hati kecil kita selalu bilang jangan. Ditambah sms-sms dan note Utuy yang selalu ngasih semangat untuk jujur. Hal itu selalu bikin kita ngerasa bersalah. Serasa ngekhianatin diri sendiri.
Apalagi saya dan Iffa kan anggota KARIB (Keluarga Remaja Islam Bahrul 'Uluum), salah satu organisasi di sekolah kami yang bisa dibilang rohisnya lah. Kita mikir masa anggota KARIB mau kaya begini?
Inget omongan Iffa tadi,"Kadang aku mikir, bukannya kita sok idealis dengan menolak 'liburan' itu, tapi da kita ga mau, terlebih kita ga tau kan itu dapet sumbernya dari mana? Apa terpercaya?"
Iya sih, emang kerasanya kita tuh sok idealis. Tapi kita juga tiap hari selalu mikir, kalo yang lain pada lulus dengan nilai bagus, sedangkan kita yang ga ikut-ikutan malah.... Ya, InsyaAllah lulus (aamiin) tapi dengan nilai yang biasa-biasa aja (mudah-mudahan engga, tapi dengan nilai yang memuaskan, aamiin) pasti bakal ngerasa ga adil banget. Dan apalagi tadi guru di sekolah ngasih tau kita nanti dapet kode soal berapa dan pengawasnya dari mana. Ternyata pengawasnya nanti dari sekolah yang ga terlalu ketat, tambah aja anak kelas seneng.
Ya Allah keep us to always be honest and please keep us to always believe that truthfulness can bring better life to us. Aamiin....
We'll get what we deserve :)
note: kalau kalian anak SMA kelas 3, pasti ngerti apa itu 'liburan'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar